L'arc-en-ciel ni Tsuite

L'arc-en-ciel






 Hyde



















Ogawa Tetsuya























http://www.tetsuya.uk.com/


Ken
























Yukihiro






















by : arrow

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengenal Uniknya Cara Hidup dan Budaya Masyarakat Jepang

Orang Jepang biasanya jarang tersenyum, kaku dan terlihat sering salah tingkah. Mengetahui ada apa dibalik kebiasaan yang sering dilakukan mungkin dapat sedikit menyibak kemisteriusannya.
Kimono, sumo, sumpit dan sake adalah empat hal yang selalu berkaitan dengan Jepang. Ketiga hal itu juga banyak mempengaruhi cara hidup mereka.

 Kimono
Kimono misalnya, baju tradisional ini ternyata bukan sekedar penutup tubuh. Banyak falsafah hidup yang terkandung di dalamnya. Mengenakan kimono tidak boleh sembarang. Ada aturan baku yang harus diikuti. Tidak hanya itu, banyak hal unik yang dilakukan masyarakat berkaitan dengan hal-hal tersebut

 Sumpit
Sumpit tidak bisa dipisahkan dalam tata cara makan. Sebagian besar orang Jepang akan mematahkan sumpitnya menjadi dua bagian selesai makan. Menurut adat, apabila sumpit tidak dipatahkan, mereka akan terserang suatu penyakit akibat makanan tersebut.
Namun, saat ini tradisi tersebut hanya dilakukan saat bersantap di restoran. Untuk bersantap di rumah, setiap anggota keluarga menyimpan sendiri sumpit masing-masing. Bertukar sumpit, tabu dilakukan karena dapat dianggap membawa sial.

  Budaya yang dipengaruhi agama Budha juga mempengaruhi pentingnya benda ini. Masyarakat Jepang selalu menyediakan semacam sesaji untuk arwah kerabatnya yang berbentuk semangkuk nasi dengan sepasang sumpit yang tertancap tegak lurus ditengah nasi. Sepintas benda ini akan berbentuk seperti kuburan dengan sumpit sebagai nisannya.
 
 Sumo
Kita mungkin bertanya mengapa pemain Sumo selalu berbadan gendut dan besar. Memang, syarat utama pemain Sumo adalah laki-aki dengan struktur tulang besar, dan mampu dan mau menambah berat badannya.
Tidak semua pemain sumo berbadan besar sejak kecil. Malah, banyak yang menjadi besar dan gendut setelah masuk pelatihan khusus. Ketika seseorang sudah diterima sebagai pemain sumo, ia harus mampu menjaga “kebesaran” badannnya.
Banyak anak muda yang bercita-cita sebagai pemain sumo. Hal ini dapat dimengerti karena seorang juara sumo mendapat tempat istimewa dalam masyarakat. Setiap pemain dianggap dewa di daerah asalnya.
Dua orang petarung dianggap mewakili Dewa Gunung (Yamasachichiko) dan Dewa Lautan (Umisachichiko). Sebagai juara dia berhak memperoleh fasilitas mobil lengkap dengan bahan bakarnya selama setahun penuh (bensin sangat mahal di Jepang).


Ia juga berhak memperoleh seribu jamur shiitake dan seekor sapi setiap kali makan. Selain itu, ia juga berhak mengkonsumsi minuman cola sesuka hatinya. 

 Sake
Minuman tradisional ini harus diminum dalam cangkir yang kecil. Hal ini berkaitan dengan tradisi Jepang Kuno. Nenek moyang mereka selalu makan dengan tempat yang terbuat dari kulit kerang besar. Sedangkan kulit kerang kecil digunakan sebagai cawan air.

Maka, saat ini minuman harus selalu ditempatkan di wadah kecil. Sedangkan makanan dalam wadah yang lebih besar. Setiap orang yang hendak minum, harus menuangkannya untuk temannya terlebih dulu. Pada acara minum, pantang menuangkannya untuk diri sendiri.

Mabuk setelah minum sake adalah hal yang biasa. Apalagi minuman dengan kadar alkohol tinggi ini (sekitar 20%) harus selalu hadir dalam setiap acara. Sejak remaja mereka sudah boleh minum sake. Namun, tentu saja hanya satu atau dua cangkir.

Sake selalu disajikan dalam tiga kategori. Dari yang biasa sampai spesial. Jenis sake yang paling biasa disebut nikyu. Kualitas yang diatasnya disebut ikkyu. Sedangkan yang spesial disebut tokkyu.

Untuk acara seperti pernikahan, perayaan karena promosi jabatan atau hanya sekedar makan malam romantis tentu saja harus sake spesial. Tingginya kadar alkohol di dalam sake membuat kesan orang Jepang suka sekali mabuk. Selain sake, mereka juga suka sekali minum whiski dan bir.

Selain ketiga hal diatas, banyak tradisi lain yang menarik. Saling bertukar kartu nama seperti yang sering kita lakukan saat bertemu kenalan baru, dipercaya berasal dari Jepang.

Oleh karena itu, kartu nama adalah hal yang penting seperti halnya telepon genggam. Sebagian besar perusahaan Jepang mencetak kartu nama karyawannya dengan kertas dan bentuk yang menarik. Semakin bagus kartu namanya, semakin bergengsi perusahaannya.


Sumber : http://www.noveloke.com/2010/12/mengenal-uniknya-cara-hidup-dan-budaya.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

70% Wanita Single di Jepang Tidak Punya Pacar

70% wanita single di Jepang tidak punya pacar, bahkan 50% diantaranya sudah 3 tahun lebih tidak pacaran. Ini diketahui dari hasil survei tentang perkawinan dan hubungan antara pria dan wanita yang dirilis oleh Dentsu Research Institute pada 2 November 2010. Hal ini disebabkan karena sekitar 60% pria dan wanita bersikap pasif dalam berhubungan dengan lawan jenisnya. Kebanyakan pria dan wanita lebih bersikap menunggu lawan jenisnya untuk mengutarakan cintanya.

Dari 757 orang wanita single yang menjawab survei di internet, 69,3% diantaranya saat ini tidak punya pacar, 34,7% diantaranya sudah 3 tahun lebih tidak mempunyai pacar, bahkan 15,2% diantaranya belum pernah mempunyai pacar. Jadi jika digabungkan, lebih dari separuhnya belum pernah pacaran dalam 3 tahun terakhir.

Selain itu, dalam survei kriteria dalam memilih pasangan untuk menikah (responden dapat memilih lebih dari 1 jawaban), diantaranya adalah sebagai berikut. 68% dari responden memilih "kepercayaan", 64,1% memilih "kedekatan pemikiran", 61,4% memilih "kenyamanan". Sementara itu, 3 hal yang biasanya menjadi kriteria "tinggi" untuk memilih pasangan untuk menikah, seperti "penghasilan yang tinggi", "badan yang tinggi" dan "pendidikan yang tinggi" justru menempati urutan terbawah dalam survei ini. 15,1% responden memilih "penghasilan yang tinggi", 11,1% responden memilih "badan yang tinggi" dan 4,8% memilih "pendidikan yang tinggi".

Survei ini dilakukan terhadap wanita single berumur 23-49 tahun dan dilaksanakan pada bulan Februari 2010 dan bulan September 2010.


(Posted On Wednesday, 03 Nov 2010 by Puramono)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS